Calon
Presiden RI pilihan rakyat RI, Joko Widodo, mengisi waktu penanti hasil
Pilpres 2014 dengan mengunjungi Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia
(PGI), pada 19 Juli 2014 Rombongan Jokowi diterima oleh Ketum PGI, Dr
Andreas Yewangoe dan beberapa anggota pengurus PGI di Kantor PGI,
Salemba Raya, Jakarta Pusat.
Menurut
Jokowi, “Kehadiran di ke PGI merupakan silaturahmi dan sekaligus
mengucapkan terima kasih atas doa umat kristiani atas lancarnya
pemilihan presiden. Umat Kristiani merupakan bagian dari rakyat, dan
perlu melakukan silaturahmi, …”
Pada kesempatan yang sama, Ketua Persekutuan Gereja Indonesia (PGI), Pendeta Andreas Yewangoe, berpesan kepada calon presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo,
“Jaga
hakikat dan identitas bangsa kita yang majemuk, di mana Pancasila
tidak hanya diucapkan, tapi juga dijalankan. Bangsa yang terdiri dari
suku-suku ini bisa setara. Itu harus menjadi komitmen.”
Di samping itu, PGI, menurut Pdt Andreas Yewangoe,
”
… mengapresiasi jalannya pemilu presiden yang diawali dengan pemilihan
kursi legislatif terlebih dahulu. Pesta demokrasi lima tahunan rakyat
Indonesia itu memberikan dampak besar bagi pilihan politik rakyat
Indonesia. Hal itu terlihat dari seakan-akan terbelahnya sikap rakyat
Indonesia saat menanggapi pilpres.
Namun kini, penyelenggaraan Pilpres
sudah selesai. Perbedaan pandangan politik, lanjut Andreas, merupakan
hal yang wajar. Yang tidak wajar adalah jika perbedaan tersebut menjadi
dasar terjadinya konflik horizontal setelah pilpres terselenggara.
Kami menyerukan perdamaian. Mari
sama-sama jaga ketenangan dan kedamaian sampai tanggal 22 Juli dan
seterusnya. Presiden yang terpilih adalah presiden rakyat Indonesia,
siapapun itu,”
Agar
diketahui bersama, sejak Pemilu Legislatif hingga Pilpres, Persekutuan
Gereja-gereja di Indonesia (PGI), dan juga Konfrensi Waki Gereia di
Indondoensia (KWI)n Umum (KPU), menempatkan diri secara netral dan
tidak berpihak kepada Parpol dan Kandidat Presiden.
PGI dan KWI, secara bersama mengeluarkan Surat Pastoral yang
antara lain berbunyi, “Pilihlah yang Jujur dan Santun! Dunia politik
penuh dengan kebohongan dan ketidaksantunan. Para politisi kita juga
mudah sekali tersulut emosi dan melakukan kebohongan dengan menebar
janji-janji palsu. Karena itu, cermatilah politisi jenis ini dan jangan
memilih mereka! Ke depan, kita membutuhkan politisi yang jujur dan
santun dalam berkomunikasi dengan rakyat.”
Penempatan sebagai lembaga keagamaan yang netral dan tidak berpihak tersebut, sekaligus merupakan bentuk kerpisahan antara
Gereka dan Negara serta tidak mencampuri urusan pilihan politik warga
gereja atau umat Kristen. Juga, dengan pertimbangan bahwa ada banyak
umat Kristen pada masing-masing kubu Kandidat Presiden sebagai tim
sukses ataupun pendukung dalam rangka kemenangan kandidat tersebut
=====
Hari-hari
belakangan ini, ketika suhu politik dan sikon bangsa yang rada
menghangat, menanti hasil Pilpres yang lalu dari KPU Pusat, PGI dan KWI
telah mengeluarkan Surat Pastora, sebagai berikut
Pemilu Presiden telah kita lewati bersama dengan suasana damai dan
kondusif. Rakyat Indonesia sudah menentukan pilihan terhadap salah satu
dari dua pasangan calon yang ada, Prabowo Subianto – Hatta Rajasa atau
Joko Widodo – Jusuf Kalla. Partisipasi rakyat dalam Pemilu Presiden
tersebut sangat kami hargai.
Namun setelah beberapa jam pelaksanaan
Pilpres, persoalan muncul karena adanya “Quick Count” (hitung cepat)
dari beberapa lembaga dan hasilnya berbeda. Atas dasar hasil Quick
Count tersebut, kedua pasangan calon mengklaim diri sebagai pemenang.
Padahal hasil Quick Count ini belum tentu menjadi hasil akhir, sebab
hasil akhir baru akan ditentukan pada 22 Juli 2014 nanti oleh KPU.
Klaim kemenangan pasangan calon ini
telah membuat resah masyarakat. Karena itu, kami khawatir hal ini akan
mengarah kepada konflik antarpendukung pasangan calon. Berdasarkan
pertimbangan itu, maka kami menyerukan beberapa hal kepada umat
Kristiani.
Pertama, Umat Kristiani
agar tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh euforia dan selebrasi
kemenangan yang telah dilakukan kedua pasangan calon, sebab sampai saat
ini belum ada pemenang. Pemenangnya baru akan ditentukan dan diumumkan
secara resmi oleh KPU pada 22 Juli 2014 yang akan datang. Karena itu,
tetaplah bersabar menunggu proses yang sedang berlangsung sampai saat
yang sudah ditentukan. Janganlah terpengaruh untuk ikut melakukan
kekerasan. Secara khusus kepada Umat Kristiani yang menjadi bagian dari
Tim Pemenangan ataupun pendukung pasangan calon, kami harapkan agar
Anda menahan diri dan dengan rendah hati bersedia menunggu proses
rekapitulasi yang sedang berlangsung. Kami berharap Anda tidak
berinisiatif dan melibatkan diri dalam upaya-upaya negatif yang bisa
merugikan rakyat banyak.
Kedua, Umat Kristiani
agar tetap memegang teguh prinsip-prinsip hidup Kristiani yang
berlandaskan kasih dan memegang teguh nilai-nilai demokrasi, sebagai
penghargaan terhadap prinsip-prinsip dasar hidup berbangsa dan
bernegara. Secara khusus kami berpesan kepada Umat Kristiani yang
menjadi bagian dari Tim Pemenangan ataupun pendukung pasangan calon,
hendaknya tidak mengorbankan prinsip-prinsip Kristiani yang abadi
tersebut hanya demi kepentingan politik yang sifatnya temporer, apalagi
hanya sebatas kepentingan untuk lima tahun kedepan.
Akhirnya, kami mengajak Anda semua
untuk mengawal dan mengawasi proses rekapitulasi yang sedang
berlangsung guna menghilangkan kecurangan dan manipulasi, sehingga
hasilnya nanti sungguh-sungguh murni sebagai pilihan rakyat.
Jakarta, 15 Juli 2014
Atas nama
Atas nama
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI)
Pdt. Dr. A. A. Yewangoe (Ketua Umum) dan Pdt. Gomar Gultom, M.Th (Sekretaris Umum)
Pdt. Dr. A. A. Yewangoe (Ketua Umum) dan Pdt. Gomar Gultom, M.Th (Sekretaris Umum)
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)
Mgr. Ignatius Suharyo (Ketua) dan Mgr. Johannes Pujasumarta (Sekretaris Jenderal)
Mgr. Ignatius Suharyo (Ketua) dan Mgr. Johannes Pujasumarta (Sekretaris Jenderal)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar