
Jakarta (Antara) - Calon presiden dari Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo (Jokowi) menilai masyarakat
saat ini sudah pandai memilih, sehingga kampanye dengan cara saling
menjelekkan tidak akan efektif.
Hal tersebut dikemukakan Jokowi terkait kekhawatiran sejumlah pengamat jika nanti Jokowi terpilih menjadi presiden maka dia akan menjadi pemimpin boneka yang dikendalikan pihak-pihak lain.
Lebih lanjut Jokowi mengatakan dirinya sudah terbiasa menerima kritikan dari berbagai pihak termasuk lawan politik saat mengikuti pemilihan kepala daerah.
"Saya sudah berkali-kali ikut pilihan. Pilkada Solo, Pilgub di Jakarta, kalau diejek-ejek ya sudah biasa," katanya.
Jokowi menyatakan dirinya tidak ingin terjebak dalam skenario politik saling serang dalam pemilu 2014.
"Saya tidak akan menanggapi hal seperti itu. Kalau mau nyerang, silakan. Mau jelek-jelekin silakan, karena masyarakat tidak bodoh, sudah pintar, sudah bisa memilah-milah," katanya.
Suasana panas menjelang pemilu sudah mulai terasa. Aksi saling sindir antar-capres sudah dimulai.
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra yang juga calon presiden dari partai tersebut, Prabowo Subianto, dalam orasi kampanye perdana, Minggu (16/3) di Sragen Jawa Tengah meminta agar masyarakat tidak memilih pemimpin boneka.
"Jangan mau dipimpin orang-orang koruptor carilah pemimpin yang bersih dan memikirkan rakyatnya dan jangan mau juga dipimpin oleh orang yang suka bohong, boneka-boneka asing karena Indonesia akan terus miskin," kata Prabowo dalam orasinya.(tp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar