
TEMPO.CO, Jakarta
- Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
Effendi Simbolon menjamin bahwa Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
bukanlah calon presiden boneka atau hanya menjadi kepanjangan tangan
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Menurut Effendi,
anggapan sejumlah pihak bahwa Jokowi bakal diintervensi Mega jika kelak
menjadi presiden tak akan pernah terjadi. "Jangankan ke presiden, ke
gubernur-gubernur yang berasal dari PDIP saja Mega tidak penah
intervensi," katanya di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu, 22 Maret
2014. (Baca: Sindir Jokowi Lagi, Prabowo: Kau Pembohong, Maling).Effendi mengatakan Mega hanya akan memberikan garis-garis besar partai kepada kader Partai Banteng yang menjadi pemimpin di pemerintahan, misalnya kader yang menjadi gubernur. "Demikian juga nanti kalau Pak Jokowi menjadi presiden," ujar Effendi.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto meminta rakyat menetapkan pilihan yang benar dalam pemilu mendatang. "Kalau salah memilih, rakyat tidak hanya akan sengsara pada lima tahun berikutnya, tapi hingga anak-cucunya," katanya di Sragen, Jawa Tengah, Ahad, 16 Maret 2014. (Baca: Jokowi: Abraham Samad Pantas Jadi Presiden).
Secara khusus, Prabowo meminta kader Gerindra dan masyarakat tidak memilih koruptor serta yang berwatak Kurawa atau Sengkuni dalam pemilihan presiden. "Juga jangan memilih capres boneka," ujarnya. Pernyataan ini menyindir Jokowi. Jokowi dinilai hanya menjadi kepanjangan tangan Mega.
Pernyataan tersebut diulangi lagi oleh Prabowo saat diwawancarai wartawan setelah berorasi. Prabowo mengingatkan masyarakat agar memilih presiden yang Pancasilais, berani memberantas korupsi, tidak tunduk pada kekuatan asing, dan tidak menjadi boneka orang lain. (Baca: Jokowi: Saya itu Ndeso, Miskin Koneksi).
PRIHANDOKO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar